Monday, January 27, 2014

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM



                                                                    


BAB 1:
HUKUM BACAAN QALQALAH DAN RA’

Dalam ilmu tajwid dijelaskan bahwa tata cara dalam membaca Al-Qur’an terlebih dahulu harus mengetahui makharijul huruf, hokum nun mati dan tanwin, hukum mim dan nun yang bertasydid, hukum lam, dan hukum sad. Semua itu mempunyai ketentuan dalam membacanya sampai pada tanda wakafnya. Berikut ini akan dijelaskan tentang hukum bacaan qalqalah dan ra’.
A.Pengertian dan Macam-Macam Qalqalah
1. Pengertian Qalqalah
Qalqalah menurut bahasa artinya memantul. Adapun menurut ilmu tajwid, qalqalah berarti bunyi huruf yang dibaca dengan gerakan suara yang memantul, sehingga terdengar suara membalik dengan bunyi rangkap, baik karena berharakat sukun maupun diwaqafkan.
Adapun huruf qalqalah terdiri dari 5 huruf, yaitu :  ﻖ ﻄ ﺐ ﺝ ﺪ
2. Macam-Macam Qalqalah
Hukum qalqalah dalam ilmu tajwid ada dua macam, yaitu qalqalah kubra dan qalqalah sugra.


          a.    Qalqalah Kubra
Qalqalah Kubra adalah salah satu huruf qalqalah yang matinya tidak asli, tetapi karena diwaqafkan (dihentikan), maka cara membacanya harus terang dan memantul.
          b.    Qalqalah Sugra
Qalqalah Sugra adalah apabila salah satu huruf qalqalah yang mati asli, maka cara membacanya harus terang dan memantul.
3. Cara Membaca Qalqalah
Membaca qalqalah dibedakan menjadi 2 cara, yaitu sebagai berikut :
       a.    Qalqalah yang tetap bunyinya miring “a” yaitu huruf ta () dan qaf ()
       b.   Apabila huruf qalqalah terletak ditengah suatu kalimat atau kata, maka cara membacanya dapat berubah-ubah, menurut harakat sebelum dan sesudahnya. Dalam hal ini terdapat huruf ba’ (), jim (), dan huruf dal ( ) dengan perubahan antara lain sebagai berikut:
1)   Miring kepada “a” yaitu jika huruf sebelum dan sesudahnya berharakat fathah. Dan jika huruf sebelumnya berharakat damah serta sesudahnya berharakat kasrah, begitu pula sebaliknya.
2)   Miring kepada “i” yaitu jika huruf sebelum dan sesudahnya berharakat kasrah.
3)   Miring kepada “u” yaitu jika huruf sebelumnya dan sesudahnya berharakat damah.
4)   Miring kepada “o” yaitu jika huruf sebelumnya berharakat fathah dan huruf sebelumnya damah.
5)   Miring kepada “e” yaitu jika huruf sebelumnya berharakat kasrah dan huruf sesudahnya berharakat fathah.

B. Hukum Bacaan Ra
Dalam ilmu tajwid, hukum bacaan ra terbagi menjadi dua, yaitu ra tafkhim (ra yang dibaca tebal) dan ra tarqiq (ra yang dibaca tipis). Adapun cara membacanya ada tiga cara, yaitu ra yang hanya dibaca tafkhim,tarqiq, atau dapat dibaca secara tafkhim dan tarqiq sekaligus sebagaimana pembahasan berikut.
           1.    Ra Dibaca Tafkhim
Ciri-ciri ra dibaca tafkhim (tebal) adalah sebagai berikut.
       a.    Apabila ra berharakat fathah atau damah
       b.   Apabila huruf ra berharakat mati dan huruf sesudahnya berharakat fathah atau damah.
       c.    Apabila ada ra mati dan huruf sesudahnya berharakat kasrah aridhah (kasrah yang bukan asli), yaitu kasrah yang terdapat pada hamzah wasal, tetapi diwasalkan (dibaca sambung) hamzah itu tidak terbaca.
           2.    Ra Dibaca Tarqiq
Adapun ciri-ciri ra dibaca tarqiq (tipis) adalah sebagai berikut.
       a.    Apabila ra berharakat kasrah atau kasratain.
       b.   Apabila ra mati didahului oleh huruf yang berharakat kasrah dan sesudahnya tidak ada huruf    isti’la (huruf yang dibaca berat atau tebal). Huruf-hurufnya terdiri dariﺥ ﺹ ﺽ ﻍ ﻄ ﻖ .
       c.    Apabila ra berharakat damah atau damatain dan huruf sebelumnya berupa ya mati dan ra tersebut diwaqafkan atau berhenti.
           3.    Ra Boleh Dibaca Tafkhim dan Tarqiq
Adapun ra yang boleh dibaca keduanya (tafkhim maupun tarqiq) adalah sebagai berikut.
       a.    Apabila ra mati didahului oleh huruf berharakat kasrah dan sesudahnya ra terdapat huruf isti’la yang berharakat kasrah atau kasratain.
      b.   Apabila ra mati didahului oleh huruf berharakat kasrah dan sesudah ra terdapat huruf isti’la yang tidak berharakat kasrah.

















No comments:

Post a Comment